DEMOKRASI

PESTA DEMOKRASI

Ditulis : mbahkung


Tidak lama lagi pemilu kan segera tiba, sebagian besar rakyat Indonesia siap menyambut pesta demokrasi itu dengan sejuta harapan, dan sebagian lagi menyambut dengan sikap cuek dan dingin.

Terlepas dari sikap antusias dan apatis seperti tersebut di atas pemilu harus tetap jalan demi tegaknya demokrasi di Indonesia. Sikap pro dan kontra selalu ada dimana-mana, menang dan kalah itu merupakan pasangan setia yang tak terpisahkan. Seharusnya kita menyadari hal itu, dimana ada yang menang pasti disatu sisi ada yang kalah, dimana ada yang pro tentu ada kontra dilain pihak. Hanya saja kadangkala kita sebagai manusia belum siap menerima kekalahan secara gentle atau legawa, sehingga berbagai cara dan usaha dilakukan untuk meraih kemenangan, tidak peduli itu jalan yang benar apa tidak. Dan sebaliknya bagi yang kalah, mereka akan berusaha untuk membatalkan kemenangan lawannya dengan berbagai cara. Seakan sudah menjadi budaya, dalam pertandingan apapun yang kalah selalu mencari kambing hitam dan berusaha agar kekalahan itu tidak terjadi.

Pada tanggal 2 Maret 2008 di Perumahan Madina Asri, tepatnya RT 10 RW 05 Desa Jolotundo Lasem – kab. Rembang, telah terselenggara Pemilihan ketua RT yang saya rasa betul-betul Demokratis. Dalam pemilihan itu tak ada unsur money politic, tak ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan lawannya dan tidak ada unsur pemaksaan untuk memilih si A atau si B.

Dalam pilihan ketua RT tersebut dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan 5 nama warga sebagai calon ketua RT baru. Tahap kedua semua warga yang mempunyai hak pilih berkumpul disatu tempat untuk mengadakan pemilihan secara langsung, bebas dan rahasia.

Adapun secara lebih jelasnya akan kami uraikan lebih lanjut.

Tahap pertama warga membentuk panitia pemilihan, yang kemudian panitia yang terpilih menyebarkan angket kepada semua warga yang mempunyai hak pilih untuk mencari 5 figur calon ketua RT. Warga mengisi angket dari panitia lalu pada hari yang telah ditentukan angket suara itu dikumpulkan/dimasukkan dalam sebuah kotak untuk dihitung panitia. Setelah dihitung lalu diambil 5 nama sesuai urutan rangking dari jumlah suara terbanyak yang kemudian 5 nama tersebut ditetapkan sebagai calon ketua RT baru.

Tahap kedua, setelah 5 calon ditetapkan lalu panitia bekerja membuat selebaran yang ditempelkan di tempat-tempat umum di sekitar perumahan warga sebagai sosialisasi calon ketua RT baru yang nantinya akan dipilih secara langsung. Selebaran tersebut berisi gambar/lambang dan foto serta uraian visi misi dari masing-masing calon.

Beberapa hari menjelang pemilihan warga cukup kompak dan antuas untuk mengikuti pemilihan secara langsung. Mereka saling berkasak kusuk membicarakan calon ketua RT yang baru, mereka saling mengunggulkan calonnya dengan canda dan tawa. Suasananya sangat sejuk karena tidak ada unsur intimidasi dan lain sebagainya. Sedangkan ke 5 calon ketua RT nya tidak ada yang membentuk timses serta berteriak-teriak meminta warga untuk memilihnya.

Kemudian pada hari yang telah ditentukan, yakni tanggal 2 Maret 2008 pukul 08 00 WIB. Warga berduyun-duyun mendatangi TPS untuk melakukan pemilihan. Panitia telah menyiapkan TPS yang tidak kalah megahnya dengan TPS Kepala desa atau yang lain. Sebelum acara pemilihan dimulai terlebih dahulu diadakan upacara pembukaan, yang kemudian dilanjutkan dengan penyerahan stempel dari Ketua RT lama kepada Kepala Desa.

Setelah Kepala Desa menyampaikan pidato singkat, lalu dilanjutkan acara kampanye secara langsung dari masing-masing calon untuk menyampaikan visi misinya di hadapan warga. Gelak tawa mewarnai acara kampanye tersebut, warga merasa terhibur oleh pidato dari masing-masing calon yang kelihatan gagah dengan berpakain jas dan berdasi. Suasana keakraban dan kekeluargaan sangat terasa dipagi itu. Saya sangat terharu melihat peristiwa tersebut. Mengapa dalam pemilu-pemilu yang lain tidak dapat seperti itu?

Selesai acara penyampaian visi dan misi dilanjutkan pemilihan secara langsung di tempat tersebut. Satu persatu warga antri untuk melakukan pencoblosan langsung di bilik suara yang sangat dijaga kerahasiaannya. Dan yang paling unik selama pelaksanaan pencoblosan tersebut adalah adalah adanya iringan solo organ yang merupakan sumbangan dari warga, sehingga suasana semakin hangat karena setelah mencoblos warga boleh menyumbangkan lagu. Ini betul-betul pemilihan yang luar biasa dan menurut saya inilah pemilihan umum yang sangat demokratis.

Pada pukul 12 30 acara pemilihan selesai dan segera dilakukan penghitungan suara, yang akhirnya dimenangkan oleh Jagung lambang dari Drs. Purnoto. Hiruk pikuk menyambut kemenangannya, ucapan selamat dan pelukan dari warga maupun dari keempat calon yang kalah menambah rasa haru yang bergelayut dalam hati saya.

Tidak ada dendam dan protes dari keempat calon yang kalah, semuanya merasa legawa atas kemenangan tersebut walaupun selisih sangat tipis.

Saya merenung.........seandainya pemilu yang akan kita laksanakan pada bulan April nanti seperti itu alangkah indah alam demokrasi di negara kita.

Kita harus segera berbenah untuk menjadi warga yang dewasa dalam menerima kekalahan. Janganlah hanya karena sebuah kursi jabatan yang ditawarkan gagal didapatkan kita menjadi kerdil dan picik dalam mengarungi kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar